“ Hanya satu pintaku…
Tuk memandang langit biru
Dalam dekap seorang Ibu…
Hanya satu pintaku…
Tuk bercanda dan tertawa
Di pangkuan seorang ayah…
Apabila ini
Hanya sebuah mimpi…
Ku selalu berharap
Dan tak pernahTerbangun…”
(Hanya satu – MOCCA)
First time when I was hearing that’s song, I have to lie to my self that the song was bad. But I couldn’t! My tears couldn’t lie. I always lose to held it back. My heart had been touch by that song. It so much the wishes on that song. I haven’t already yet as same as the song. If only it could happen, maybe I would consider that I still slept away and the life that I passed it only the nightmare.
Its luck, that’s all didn’t come. Even I knew exactly what would happen. Maybe all of the people beside me only saw the other of my self. And maybe all of my friend that always that always shared at me about the problem with her mother would be surprised why I had to angry if they taught the wrong perception about their mother. If I had to answer, it just because I was too scare if they would be sorry to lost their mother.
That’s not because I didn’t have mother. That’s because I felt thanks that I still could see my mom until now. That’s because I was very love to my mom. I love her so much! I felt that every time together with her it so precious for me. I couldn’t see the patient on her self. If I could choose, all right if had to responsible by her illness. My heart inhaling if she fell away her tears.
I was proud to have mother like her.. She trusted, that all of that she passed is the best for her. I have to be strong! I have to give support to my mom.
I always wanted for the miracle. Day by day, she passed by wishful and I still waited for the miracle. Until one day in Ramadan, the month that full of bless, when my mom just arrived from Bandung ( the place where she get outpatient treatment). I didn’t know why there’s something different at her self. She looks so gleamed, only happiness that saw from her face. I was happy too, cause as a fact the miracle had come. Allah Swt. Gave something that made me want to fly away. Thanks god!! You have treat my mom…thank you Allah!
Ya Allah…
Ya Waliyy…
Ya Mujib…
Keutamaan Salawat atas Nabi dan Keluarganya
Allah Swt. Berfirman:
Sesungguhnya Allah dan malaikat – malaikatnya-Nya bersalawat untuk Nabi. Hai orang – orang yang beriman, bersalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (QS al – Ahzab[33]:56)
Nabi Saw. yang mulia bersabda:
“Tidaklah salah seorang diantara kalian dianggap beriman sebelum dia lebih mencintaiku dari pada dirinya sendiri, anaknya dan semua manusia”(HR Ahmad, Al-Bukhari, Muslim, Al- Tirmidzi, Al-Nasa’I dan Ibn Majah dari Anas r.a.)
“Ajarilah anak – anak kalian tiga hal, yaitu cinta kepada Nabi kalian, cinta kepada keluarganya dan membaca al – Qur’an al – Karim. Karena sesungguhnya penghapal al – Qur’an al – Karim akan selalu berada di bawah naungan Allah Swt. pada hari kiamat ketika tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya bersama para Nabi dan orang – orang pilihan-Nya”
(HR Abu Nashr al – Syirazi, Al-Daylami dan Ibn al-Najjar dari ‘Ali r.a.)
“Ketahuilah wahai manusia, aku adalah manusia. Hampir saja datang kepadaku utusan dari Tuhanku untuk menjemputku dan aku menyambutnya. Akan tetapi, telah kutinggalkan diantara kalian dua hal yang berat (al-Tsaqalayn).
Pertama,kitabullah yang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya. Barangsiapa yang berpegang teguh kepadanya dan mengambil pelajaran darinya, maka dia akan berada diatas petunjuk. Barangsiapa yang menyalahinya, maka dia akan tersesat. Ambillah kitabullah dan berpegang teguhlah kepadanya.
Kedua, keluargaku…kuingatkan kamu kepada Allah tentang keluargaku. Kuingatkan kamu kepada Allah tentang keluargaku”
(HR Imam Ahmad, ‘Abd bin Humayd, Muslim bin Zayd bin arqam r.a.)
“Semua dosa terhalang sampai di bacakan salawat atas Nabi Saw. yang mulia “
(HR Al – Daylami dari Al-Firdaws dari Anas r.a. dan diriwayatkan oleh Bayhaqi dari ‘Ali r.a.)
“Sesungguhnya orang yang paling utama disisiku pada hari kiamat nanti adalah orang yang paling banyak membaca salawat kepadaku”
(HR Al-Nasa’I dan Ibn Hibban dari Ibn Mas’ud r.a.)
“Barang siapa yang membaca salawat satu kali kepadaku, maka Allah akan mendoakannya sepuluh kali, menghapuskan sepuluh kesalahannya dan mengangkat derajatnya sepuluh tingkatan” (HR Ahmad, Al-Nasa’I, dan Al-Hakim dari Anas r.a.)
“Tidak ada seorangpun yang mengucapkan salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan salam itu kepada ruhku sehingga aku dapat membalas salamnya”
(HR Abu Dawud dari Abu Hurayrah r.a.)
“Barangsiapa yang membaca salawat kepadaku sepuluh kali di pagi hari dan sepuluh kali di petang hari, maka dia aan mendapatkan syafaatku di hari kiamat kelak”
(HR Al-Thabrani dari Abu al-Darda’ r.a.)
“Barangsiapa yang membaca salawat kepadaku seratus kali dalam satu hari, maka Allah akanmemenuhi seratus macam keperluannya. Tujuh puluh keperluan di akhirat, dan tiga puluh keperluan di dunia.” (HR Ibn al-Najjar dari Jabir r.a.)
“Barangsiapa yang membaca salawat kepadaku seribu kali dalam satu hari, maka dia tidak mati sampai di beritahukan surga sebagai balasannya”
(HR Abu al-Syaykh dari anas r.a.)
“Bacakanlah salawat atas para Nabi Allah dan para Rasulnya, sebagaimana kalian bersalawat atasku. Sebab sesungguhnya mereka itu diutus olaeh Allah sebagaimana aku”
(HR Ahmad dan Al-Khathib dari Abu hurayrah r.a.)
“Perbanyaklah salawat atas diriku pada hari Jum’at, karena sesungguhnya salawat umatku ditunjukkan kepadaku pada setiap hari Jum’at. Barangsiapa yang paling banyak salawatnya kepadaku, maka dialah yang paling dekat kedudukannya kepada diriku”
(HR Al-Bayhaqi dari Abu ‘Umamah r.a.)
“ Barangsiapa yang membaca salawat kepadaku pada hari Jum’at seratus kali, maka pada hari kiamat kelak dia akan datang bersama- sama cahaya. Seandainya cahaya itu di bagi – bagikan kepada semua makhluk-Nya, maka cahaya itu cukup untuk mereka”
(HR Abu Nu’aym dari ‘Ali bin al-Husayn r.a.)
“Dimana saja kamu berada maka bacalah salawat atas diriku, karena sesungguhnya salawat itu akan sampai kepadaku”(HR Al-Thabrani dari Al-Husayn bin ‘Ali r.a.)
“Kehidupanku lebih baik dari kamu. Jika aku meninggal dunia, maka kematianku itu adalah lebih baik bagi kamu karena sesungguhnya amal-amal kamu akan disampaikan kepadaku. Jika aku melihatnya sebagai kebaikan, maka aku akan menyampaikan pujian kepada Allah Swt. Jika aku melihatnya sebagai keburukan, maka aku akan memohonkan ampun untuk kamu.”(HR Ibn Sa’ad dari Bakr bin ‘Abdullah r.a.)
“Barangsiapa yang membaca salawat kepadaku pada hari Jum’at dua ratus kali, maka dosanya selama dua ratus tahun akan di ampuni”
(HR Al-Daylami dari Abu Dzar r.a.)
“Janganlah kamu menjadikan diriku sebagai wadah air para musafir yang menempatkan air di tempat itu. Jika dia memerlukannya maka dia akan meminum air itu. Jika dia tidak memerlukannya maka dia akan mencampakkannya. Tempatkanlah diriku di awal, tengah, dan akhir perkataanmu” (HR Ibn al-Najjar dari Ibn Mas’ud r.a.)
Pada abad ke – 20 ini, pengaruh dari globalisasi ini sangat terasa dalam kehidupan sehari – hari. Kemajuan demi kemajuan dalam berbagai bidang seperti teknologi, komunikasi, dan transportasi sudah mengubah hampir separuh dari pola hidup. Ditambah lagi dengan kenyataan menjamurnya penyimpangan – penyimpangan yang dilakukan oleh separuh orang – orang yang hidup di era globalisasi ini.
Semuanya terjadi karena kita terpengaruh dengan kemajuan yang di tawarkan oleh dunia teknologi, komunikasi, transportasi, entertainment, dll. Padahal apa? Semua itu akan menjadi suatu jalan khususnya bagi generasi muslim, untuk membutakan mata kita agar kita tersesat. Jika kita tidak mempunyai suatu dasar yaitu IMAN & ISLAM, semua hanya bernilai NOL! Dengan Iman & Islam, kita dapat merasakan indahnya kemajuan karena kita menggunakan, memanfaatkan semua itu dengan baik dan benar,
Tapi, apakah sesungguhnya hakikat ilmu dan teknologi dalam ISLAM ??
Pandangan Al – Qur’an mengenai ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsip - prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW.
"Bacalah dengan menyebut nama Tuhan-mu yang Menciptakan
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
Bacalah, dan Tuhan-mu lah yang Maha Pemurah
Yang Mengajar manusia dengan perantaraan kalam
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."
(Q.S. Al – ‘Alaq,96:1-5)
Wahyu pertama tersebut tidak menjelaskan apa yang harus dibaca, karena Allah menghendaki umatnya membaca apa saja selam abacaan tersebut bismi rabbik, dalam artian bermanfaat untuk kemanusiaan.
Pengulangan perintah membaca dalam wahyu pertama ini bukan sekadar menunjukkan bahwa kecakapan membaca tidak akan diperoleh kecuali mengulang – ulang bacaan ataupun membaca sampai batas maksimal kemampuan. Tetapi hal itu untuk mengisyaratkan bahwa mengulang – mengulang bacaan bismi rabbik ( demi Allah) akan menghasilkan pengetahuan dan wawasan baru walaupun yang di baca masih itu – itu juga.
Demikian pesan yang terkandung dalam iqra’ wa rabbukal akram ( bacalah Tuhanmu yang Maha Pemurah). Oleh karena itu kita harus mencari ilmu dengan istiqomah, karena Allah dan Rasulnya telah menyuruh kita untuk mencari ilmu. Dan tahukah kamu bahwa kata ilmu dengan berbagai bentuknya terulang 854 kali dalam Al – Qur’an? Kata ini digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan objek pengetahuan.
Dalam pandangan Al – Qur’an, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia unggul terhadap makhluk – makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahan. Ini tercermin dari kisah kejadian manusia pertama yang di jelaskan Al – Qur’an pada surat Al – Baqarah 31-32…
Artinya:
31. Dan Dia mengajarkan kepada anak Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu Berfirman, “ Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang yang benar!”
32. Mereka menjawab, “ Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau Ajarkan kepada-kami; sesungguhnya engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Lalu, bagaimana pandangan Islam tentang Teknologi??
Menelususuri apndanga Al- Qur’an tentang teknologi, mengundang kita menengok sekian banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang alam raya. Menurut sebagian ulama, terdapat sekitar 750 ayat Al – Qur’an yang berbicara tentang materi dan fenomenanya, dan yang memerintahkan manusia untuk mengetahui dan memanfaatkan ala mini. Secara tegas dan berulang – ulang Al-Qur’an menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk manusia.
Artinya:
13. Dan Dia Menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, ( sebagai Rahmat ) dari pada – Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar – benar terdapat tanda – tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.
( Q. S. Al – Jatsiyah,45:13)
Jadi, dapatkah dikatakan bahwa teknologi merupakan sesuatu yang di anjurkan oleh Al – Qur’an??
Sebelum menjawab pertanyaan itu, ada dua catatan yang perlu diperhatikan …
Pertama, ketika Al-Qur’an berbicara tentang alam raya dan fenomenanya, terlihat secara jelas bahwa isinya selalu dikaitkan denga kebesaran dan kekuasaan Allah. Ini berarti bahwa sains dan hasil – hasilnya harus selalu mengingatkan manusia terhadap kehadiran dan kekuasaan Allah SWT., selain juga harus memberi manfaat bagi kemanusiaan.
Kedua, Al-Qur’an sejak dini memperkenalkan Sakhkhara yang maknanya adalah kemampuan meraih dengan mudah segala yang dibutuhkan, dapat dimanfaatkan dari alam raya melalui keahlian di bidang teknik. Sedangkan arti harfiahnya adalah agar alam raya dengan segala manfaat yang dapat di raih darinya harus tunduk dan dianggap sebagai sesuatu yang posisinya berada di bawah manusia.
Bukankah manusia diciptakan oleh Allah sebagai khalifah? Jika khalifah tunduk atau ditundukkan oleh alam, maka ketundukkan tersebut tidak sejalan dengan maksud Allah Swt.
Dari kedua catatan, kita bisa menyimpulkan bahwa teknologi dan hasil – hasilnya harus mengingatkan manusia kepada Allah, dan juga harus mengingatkan bahwa manusia adalah khalifah yang kepadanya tunduk segala yang berada di alam raya ini.
Berdasarkan petunjuk kitab sucinya, seorang muslim dapat menerima hasil – hasil teknologi yang sumbernya netral, dan tidak menyebabkan maksiat, serta bermanfaat bagi manusia, baik mengenai hal – hal yang berkaitan dengan unsur sosial manusia, maupun unsur keagamaan manusia.
Seandainya penggunaan satu hasil ilmu teknologi telah melalaikan seseorang dari zikir dan tafakur, serta mengantarkannya kepada runtuhnya nilai kemanusiaan seperti aborsi, pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, bunuh diri, perang, pembantaian, dll. Maka ketika itu, bukan hasil ilmu dan teknologinya yang mesti ditolak, melainkan kita harus memperingatkan dan mengarahkan manusia yang menggunakan ilmu dan teknologi itu.
Karena jika hasil teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan manusia dari jati diri dan tujuan penciptaan, maka sejak awal kehadirannya akan ditolak oleh Islam. Oleh karena itu, menjadi suatu tantangan besar bagi kita untuk bagaimana mengarahkan ilmu dan teknologi yang dapat berjalan seiring dengan nilai – nilai keislaman, atau dengan kata lain bagaimana memadukan pikir dan zikir, ilmu dan iman.
Maka dari itu penting bagi kita untuk memaknai hidup kita, jangan takut pada perubahan dan jangan lari dalam ketakutan! Yakini bahwa kita akan selalu mempunyai tempat berlindung yang paling aman di seluruh dunia sampai akhir zaman, yakni Allah SWT.
Alhamdulillah…..
Dan kita harus bersatu dan teguh dalam memerangi musuh kita yaitu syetan yang telah mengumandangkan sumpahnya untuk selalu menyesatkan manusia.
Allahhu akbar!
-Mutiarahikmah-